Ilmu hikmah
Wayan Supadno
Hampir setahun saya intensif membaca dan ikut seminar motivasi hal bisnis. Selain itu tiap kali pulang dinas militer masih juga main ke rumah sahabat pebisnis. Begitu juga saat libur, bergaul dengan para pebisnis.
Suatu kali, di antara sahabat tersebut bertanya. Anda sudah dapat apa selama banyak baca buku dan terus tanya ke kami hal bisnis ? Saya jawab, saya dapat ilmu dan informasi serta motivasi mau bisnis.
Apakah cukup dengan itu ? Atau masih mau dapat duit untuk biaya hidup ? Jika tanpa transaksi bisnis, sekalipun punya banyak ilmu bisnis maka tanpa dapat duit. Itu esensi dari bisnis. Harus praktik. Melakukan.
Ada 5 ekor burung kutilang hinggap di atas dahan. Hanya jarak 5 meter dari dahan ada pisang matang. Semua mau makan pisang. Semua tahu enaknya pisang. Semua bisa terbang ke pisang.
Yang 3 ekor membahas mau terbang ke pisang. Yang 2 ekor lagi mau ikut, jika sudah ada yang sampai ke pisang. Terus 5 ekor burung berdiskusi dan berencana. Berapa ekor yang sudah menikmati pisang ?
Pertanyaan itu dilempar ke saya. Spontan, saya tertawa ngakak. Ada 2 hari saya renungkan kalimat 5 ekor burung kutilang tersebut. Inspiratif. Sejak itu merintis bisnis. Apapun akan saya jalani asal halal dan bermanfaat.
Modal ? Utang Primkopad Rp 700.000. Penggunaannya Rp 400.000 untuk beli Vespa Kongo kuno 1963. Rp 200.000 amplop ke dokter anak pertama lahir. Rp 100.000 modal bisnis, 10 hari habis buat operasional.
Tapi bertekad bulat bisnis harus jalan. Agar bisa transaksi, agar dapat laba. Solusinya ? Harus memberdayakan dana, modal, barang dagangan, waktu, tenaga, pikiran dan lainnya milik orang lain. Karena saya sibuk jadi guru pelatih militer.
Pendek kata, harus bisa dipercaya. Mutlak. Agar pemilik barang dagangan percaya ke saya. Agar pencari barang, percaya ke saya, minta agar saya yang mencarikan barang yang dibutuhkan rutin tersebut. Dengan begitu dapat laba.
Yang saya bisniskan barang tidak lazim. Barang sulit dipasarkan agar tanpa banyak saingan. Agar tidak mengganggu dinas militer, saat latihan tempur ke hutan - hutan. Prinsipnya, dinas militer tetap disiplin, bisnis berjalan, laba dapat dan pekerja sejahtera.
Yang saya bisniskan di antaranya ; karung bekas, cangkang sawit, sekam padi, batu kapur pemutih kertas, pinang, ikan mas, benih kacangan _Pueraria Javanica_ (PJ), beras dan pembesaran tanaman hias.
Semua pekerjaan saya saat itu, dianggap sepele. Limbah. Kotor. Murahan. Tatapan mata merendahkan banyak sekali, saya rasakan, utamanya dari orang yang suka ke _GR_ an, tidak bisa rendah hati. Ada juga yang iri dengki karena tahu walaupun parsial.
Padahal saya sudah mengemas diri pura - pura miskin tetap memakai Vespa Kuno 1963. Padahal deposito miliaran dari cangkang sawit dipasok ke pabrik kertas raksasa di Porsea Sumut. Kenangan teramat indah.
*Ilmu hikmahnya, mau jadi pebisnis ? Harus diawali melangkah praktik. Titik.*
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630